Anak Kecil dan Ulang Tahun

Sebelum pembaca blog memiliki prasangka buruk saya harus tegaskan bahwa…

SAYA SUKA ANAK KECIL.

Asalkan:

1. Tidak berisik, tidak teriak2x, tidak berlarian kesana kemari, tidak berantakan, sopan, tidak merepotkan
2. Imut, selalu tersenyum, lucu, menggemaskan
3. Tidak lebih dari dua anak kecil dalam waktu bersamaan dan lokasi berdekatan 🙂
4. Perpaduan semua poin di atas

feli1

Sementara itu….saya juga TIDAK terlalu suka pesta ULANG TAHUN.… bukan apa2x… selain pada dasarnya memang tidak suka pesta dan sedikit anti sosial buat saya pesta ulang tahun adalah pesta yang secara sosial dilebih2xkan maknanya hanya karena tanggal lahir kita selalu muncul tiap tahun di kalender.

JADI…kombinasi antara: ANAK-ANAK KECIL + pesta ULANG TAHUN = SIKSAAN BATIN saat harus menghadiri acara ulang tahun tadi.

Saat mendapat undangan pesta ultah anak kecil biasanya kepala saya sudah dipenuhi dengan bayangan suasana pesta dipenuhi monster2x cilik anak2x yang berisik dan para orang tua yang sibuk memberi perintah ke anak supaya duduk manis atau makan yang rapi belum lagi adegan anak menangis, menjerit, terjatuh, berantem, mengacak2x makanan, berebutan mainan dan beragam kehebohan lainnya ……. pusing….pusing….

*tepok2x jidat ke tembok*

BANJIR HADIAH

Di Norwegia, negara kaya dimana kesenjangan sosial tidak terlalu terlihat seringkali saya dihadapkan pada fakta dimana anak2x yang sejak berulang tahun ke-1 sudah dibanjiri oleh hadiah2x dari ayah, ibu, kakek dan nenek dari pihak ayah dan ibu, paman dan bibi dari pihak ayah dan ibu, tetangga, teman2x sekolah, teman2x orang tua, dll..dll…

Jadi saat si anak berulang tahun yang ke-2,ke-3 dan seterusnya bisa dibayangkan betapa penuhnya kotak2x mainan atau ruang mainan si anak tadi. Saking banyaknya kado kadang si anak TIDAK TAHU SIAPA MEMBERI KADO APA… yang buntut2xnya APRESIASI atau penghargaan atas kado dan orang yang memberikannya justeru menjadi HILANG…dan makna ulang tahun jadi lebih ditekankan ke nilai materialnya saja….yakni kado dan anak menjadi DIMANJAKAN oleh materi tadi.

Sedihnya, meski pemberian kado mungkin memiliki MAKSUD BAIK, tapi kadang justeru memberi DAMPAK TIDAK BAIK.… dan biasanya si pemberi kado yang mahal2x dan berlebihan ini atas dasar cinta adalah KAKEK atau NENEK dari si anak yang berulang tahun. Mungkin secara ekonomi si kakek-nenek tadi memiliki uang berlebih dan ingin membahagiakan cucu setahun sekali…tapi…yang menjadi pertanyaan, APAKAH INI MENDIDIK?….

Biasanya saat membungkus kado buat anak kecil saya suka malas2xan karena toh mereka pun tidak akan melihat detil sebagus apa BUNGKUSAN kadonya, tapi lebih fokus ke ISI kado tadi. Kartu ucapan pun tidak perlu terlalu serius, toh mereka belum bisa membaca, kalaupun bisa pun kartu tidak akan dibaca…

Secara umum orang Norwegia betul2x menganggap ulang tahun sebagai hari istimewa, hari untuk dirayakan dan dipestakan entah besar atau kecil, biasanya juga sebagai acara bersama keluarga, teman2x dan orang yang dicintai. Sementara, buat saya dan keluarga di Indonesia, ulang tahun biasanya lebih ditekankan pada makna spiritualnya saja, cukup dengan syukuran, doa bersama dan tumpengan atau bubur merah-putih.

BERAMAL KE SIAPA?

Pulang dari pesta ulang tahun keponakan T yang berusia 5 tahun saya pun protes.

Me: “Kenapa sih, kok ANAK2x NORWEGIA MANJA banget…sejak kecil sudah dibanjiri hadiah2x yang mereka nggak butuhkan…”

Hubby: “Saya sebetulnya juga nggak setuju… daripada masing2x orang bawa kado, mending kita urunan aja beli satu kado di hari ulang tahun A (si keponakan)… Lagipula kalau anak kecil dikasih 10 kado juga PERCUMA….dia TIDAK AKAN MENGHARGAI kado tadi…kalau saya jadi anak kecil, mendapat satu kado dari 10 kado tadi sudah BAHAGIA banget….”

Me: “Kenapa nggak mengajarkan kepedulian sosial sejak kecil seperti mengadakan ULANG TAHUN di PANTI ASUHAN….”

Hubby: “Panti asuhan YANG MANA?….Kan mereka sudah didanai sama pemerintah lewat dinas sosial?”

Me: “Iya juga yah…susah kalau negara sosialis kayak begini…. orang miskinnya nggak kelihatan kasat mata…. Mau beramal dan bersedekah saja repot...”

—-

Sebagai gambaran saja. Keponakan bernama A (5 tahun) SEBELUM berulang tahun ke-5 sudah mempunyai:

Seperangkat drum dan aneka mobil2xan.

feli5

Aneka lego dan mobil2xan beraneka ukuran di ruang khusus mainan.

feli6

Pernak-pernik mainan, sebagian dari yang ada di ruang tamu lantai atas rumah.

feli4

Saat berulang tahun ke-5, A, sang keponakan mendapat kado…

Mobil2xan mahal dengan remote yang harganya kemungkinan besar ribuan NOK (jutaan rupiah)…

feli3

Pistol mainan yang tidak murah

feli9

Satu set tenis lapangan dan satu set sepak bola mini

feli8

Peralatan gambar baru…. (sementara yang lama masih bertumpuk di lemari mainan di kamar tidur)

feli7

Aneka pernak-pernik mainan dari kawan2x satu kelas di TK

feli9_edited-1

CULTURE SHOCK?

Kado2x ulang tahun A tidak semuanya sempat dibuka. Bisa dibayangkan….betapa BANYAKNYA MAINAN2x yang tidak murah yang dimiliki satu anak berumur 5 tahun seperti A tadi… Mainan2x tadi tersebar di rak2x mainan mulai dari ruang khusus bermain di lantai dasar, ruang tamu di lantai utama, sampai kamar mandi dan tempat tidur A.

Saya betul2x GELENG2x KEPALA dibuatnya… apakah ini bagian dari CULTURE SHOCK? Bisa jadi.

Di Indonesia saya tahu banyak anak2x dari keluarga miskin yang hanya bisa bermimpi bisa memiliki mainan2x mahal, orang tua yang harus menabung atau berhutang untuk bisa mengadakan pesta ulang tahun anak. Saya sendiri dulu hanya bisa bermimpi memiliki boneka Barbie yang mahal dan sudah sangat bersyukur memiliki boneka barbie aspal made in China.…mungkin ini sebabnya saya jadi sangat kritis dan sensitif melihat kemanjaan anak2x di NORWEGIA dari segi materi yang satu ini.

Foto: Keponakan yang lucu2x dan imut… saat mereka tidak sedang menjerit2x, menangis histeris atau mengacak2x meja makan 🙂

feli11

feli12

feli10_edited-1

Yang jelas, saya tidak bisa menyalahkan anak2x yang begitu dilimpahi oleh materi berlebihan seperti keponakan2x suami tadi. Mereka beruntung lahir di keluarga berkecukupan dan negara yang menjamin kesejahteraan warganya. Tugas kami sebagai paman dan tante ke depannya adalah memastikan agar mereka juga memiliki kepedulian sosial terhadap orang2x dan anak2x lain yang kurang beruntung entah bagaimana caranya dan agar tidak terlena oleh materi…. (siap2x diajak live-in di Indonesia 😀 )

Moral of the story:

1. Di Indonesia, kita dengan mudah bisa beramal kepada pengemis2x di pinggir jalan, penghuni panti asuhan, panti jompo dll..dll…. sementara di negara kaya, mau beramal kadang susah. Di Norwegia misalnya, ingin memberi kepada pengemis (kebanyakan kaum gypsy) juga ragu2x apakah mereka betul2x miskin (karena banyak yang datang dengan rombongan  mobil van, memiliki HP dll) sementara badan2x amal biasanya menerima donasi dalam bentuk transfer bank (ribet yak...)

2. Di Norwegia, orang miskin dipelihara dan mendapat tunjangan dari negara (sepanjang terdaftar sebagai penduduk resmi). Menolong orang lain dan berbuat baik pun tidak selalu mendapat respon positif juga, selain ego dan rasa gengsi menerima bantuan (kalau ini bisa dilihat sebagai suatu hal positif dan negatif sepertinya...)

3. Saat memberi kado khususnya untuk anak kecil perlu dipastikan bahwa si anak ingat siapa yang memberi dan apa kado yang diberikan untuk belajar menghargai pemberian orang lain. Salah satu cara memastikan bahwa si anak ingat adalah dengan memberi langsung kado tadi dan membukanya di depan si anak dan lebih baik memberi satu kado yang diingat daripada 10 kado yang dianggap angin lalu saja.

4. Meski untuk urusan kado ulang tahun anak2x Norwegia terkesan dimanjakan, namun secara umum mereka memiliki disiplin yang tinggi dan diajarkan untuk mandiri sejak usia dini (meski ada juga yang tetap manja). Jadi, bekerja di supermarket atau restoran untuk menambah uang saku bukan hal yang aneh dan tidak ada gengsi2xan untuk hal ini (sementara…orang Indonesia mungkin lebih banyak gengsinya?…. entahlah....)

TABIK

20 thoughts on “Anak Kecil dan Ulang Tahun

  1. Ainur Rofiq

    Wah…..enaknya…..seandainya aku kecil di sana pasti banjir kado. (emang siapa yg mau beri kado saya?) Hahahahahahaha…….

    Yang sabar mbak, anak kecil adalah malikat. Nakal sesaat tapi lucu dan mengemaskan. Semoga mbak Feli nanti tidak pusing saat memiliki momongan sendiri.

    Iya sih…saya juga kurang setuju kalau ngasih kado ke anak-anak yang di rasa belum mampu memanfaatkan kado tersebut. Yah….namanya juga sifat manusia, siapa sih yang gak sayang sama anaknya sehingga ngasih apa pun hanya berdasarkan DEMI sang buah hati tercinta.

    Foto anak kecilnya lucu-lucu…suka rambutnya yang kuning. Gemesin pengen tak ciumin tuh anak kecil. hahahahaha…..:-D

    Reply
    1. Felicity Post author

      Saya pernah mikir juga….kalo lahir di sini pasti sejak kecil banjir hadiah, hehe 🙂 Tapi nggak papa sih lahir di Indonesia juga, jadi belajar banyak tentang berempati buat orang yang berkekurangan….

      Iya ponakan2xnya lucu2x memang, sifatnya juga lain2x, kadang kita diminta buat baby-sitting karena ortunya ada acara, sepanjang cuma satu orang sih nggak masalah…. Tapi kalau lebih dari 2 anak dalam waktu bersamaan dan lokasi berdekatan musti mikir2x dulu sayanya 🙂

      Reply
      1. Ainur Rofiq

        Itu mungkin karena sudah menjadi kebudayaannya sana, jadi untuk merubahnya butuh waktu lama seabad mungkin.
        Ponakan lucu beda-beda sifat jelas, tapi saya rasa anak eropa sana lebih hyperaktif dan lebih berani. Karena dari lingkunganya sudah di didik untuk mandiri dan berani melakukan apa pun itu resikonya. Bukan begitu mbak?

        Reply
        1. Felicity Post author

          Betul, sejak kecil mereka sudah diberi keleluasaan untuk mengeksplorasi…dibandingkan dengan ortu Indonesia yang cenderung protektif di sini malah kebalikannya…. Saat winter misalnya saya pernah kaget melihat mertua meninggalkan sang cucu yang masih 8-9 bulan ditinggal tidur di luar rumah di dalam kereta bayi di suhu minus dengan selimut tebal. Ternyata asal tidak lebih dari -10 C) karena udara dingin bisa membuat tidur lebih nyenyak… Kalau ortu Indonesia nggak akan mungkin nekat begini…. Bermain2x di salju, berhujan2xan, berguling2x di halaman sampai kotor juga bukan hal aneh buat anak kecil di sini….

          Reply
  2. hunnihonning

    Setuju fel, kadang (gak semua) org indo punya pandangan yg berbeda ttg nilai suatu gift, beberapa kadang suka mikir memberikan hadiah kpd family lbh ke nilai atau harga barang tetapi orang sini memberikan gift bkn dari harga suatu barang tetapi dari bergunanya dan berkesannya gift tsb di mata si penerima gift. Maka dari itu alangkah lebih baik memang kita selalu membuka gift di depan si pemberi gift dengan maksud supaya kita ingat siapa si pemberi, dan tentunya akan slalu diingat gift tsb, memberikan kesan yg mendalam 🙂

    Nahhh kado2 yg tidak sempat dibuka itulah yg nantinya lari ke loppemarked, ga heran di loppemarked kita bisa nemu brg bagus dgn harga sangat bgs, hehehe…

    Reply
    1. Felicity Post author

      Yup, yang penting dari gift itu buat gw dan hubby juga bukan barang atau gengsinya…tapi fokus ke makna dan kegunaannya…Paling bagus sih gift yang memang dibutuhkan dan pasti dipake…jadi nggak percuma deh.

      Bener banget, beberapa kali gw nemu barang di flea market yang masih baru dan belum pernah dibuka… 🙂

      Reply
  3. arinidm

    Waaah Mbak ini yg saya suka tiap baca blog Mbak selalu ada tambahan wawasan baru ttg kehidupan lain di luar sana yang nggak saya duga sebelumnya, hehehe. Klo saya jg ngerasa ultah itu bukan hari yg istimewa, biasa aja, mungkin krn di keluarga jg kami nganggap hari seperti biasa aja Mbak. Jangankan ngerayain, ngucapin aja blum tentu krn smua sama-sama sering suka lupa 😆 Btw, saya jg nggak gitu pinter ngadapin anak kecil Mbak, anak yang saya suka cuma ponakan saya aja dan anak dari sahabat-sahabat terdekat. Selebihnya mending saya cuek aja. Saya jg nggak mau gendong atau main-main ama anak orang, soalnya kalo ada apa-apa sama anaknya kan saya jg yg harus tanggung jawab. Gara-gara prinsip ini saya pernah disindir dgn kalimat: Pantesan nggak punya anak, gimana mau punya anak gendong anak aja ga bisa. Tapi saya anggap angin lalu aja, yg tau alasannya kenapa kan kita sendiri.

    Reply
    1. Felicity Post author

      Hola… hehe…samaan kita ternyata ya…tentang anak kecil dan ulang tahun…

      Yup, nggak enaknya di Indonesia itu karena banyak orang yang ber-prejudice, berkomentar usil, menghakimi begitu aja tanpa kenal siapa kitanya… gampang banget sepertinya menyumpahi orang lewat di jalan sekalipun…

      Sementara di sini orang sangat menghargai pilihan apakah kita mau punya anak atau tidak, nggak pernah ada yang usil tanya2x (termasuk mertua dan keluarga suami) kenapa kalian belum punya anak? dll…dll…. Kalaupun ada yang tanya2x ini biasanya dari sesama imigran… 🙂 Nggak juga ada tatapan aneh kalau saya menolak main2x dengan anak kecil, saya sih kadang bilang terus terang ‘ saya takut sama anak kecil’ eh, mereka biasanya malah ketawa… 🙂

      Reply
  4. oppie83

    Waktu gue jadi Au Pair dulu gue sempet shock ketika melihat betapa melimpah ruah nya mainan anak2 yg gue asuh. GAK NORMAL! dan gak ketinggalan kado kado yg selalu dateng dari opa oma mereka sebagai kompensasi karena mereka tinggal nya di lain negara jadi mereka rajin kirim paket mainan yg Tuhaaann mahal sekali. Kalo gue punya anak, kalo anak gue ulang tahun mending dirayain di tempat bermain atau gak di farm sambil ngasi makan binatang. Gue jg gak biasa banget liat yg mubazir – mubazir gitu hehehe :p

    Reply
    1. Felicity Post author

      Bener banget…. sayang melihat mainan2x mahal mubazir…karena mereka sudah punya banyak….

      Ini kayaknya fenomena yang meresahkan banyak orangtua juga di sini….karena ada tekanan sosial buat membeli kado layak buat teman si anak yang ultah. Bayangin aja kalau ada 2-3 undangan ultah dalam satu bulan, berapa uang dihabiskan buat beli kado….ini baru satu anak….belum 2-3 anak…..yang kasihannya juga kalau dari keluarga yang kurang mampu gitu… Sementara ortu dari keluarga mampu kuatir anak2xnya jadi materialistis… dan nggak mengapresiasi hadiah karena sering mendapat banyak hadiah2x saat ultah, natal dll… Pusing yak 🙂

      Reply

Leave a reply to oppie83 Cancel reply