Tentang Pekerjaan

Karena ada beberapa pembaca yang pernah bertanya tentang pekerjaan pemilik blog, maka baiklah saya akan bercerita tentang pekerjaan yang digeluti di negara kulkas (karena dinginnya) ini.

Saya bekerja di sebuah lembaga internasional yang menyalurkan bantuan dana pembangunan luar negeri pemerintah negara tempat saya berdomisili. Saat ini lembaga kami memiliki 100 project yang disupport dari sekitar 15 negara di kawasan Asia-Oceania, Afrika dan Latin America. Karenanya tidak heran jika kami mendapat kesempatan (justru harus) untuk berjalan2x alias melakukan field visit ke lapangan memantau lokasi 2x project tadi. Meski menyalurkan dana pemerintah, lembaga tempat saya bekerja juga berfungsi sebagai watchdog (pengawas) yang mengkritisi kebijakan pemerintah jika dianggap tidak sesuai.

felia

Tanggung jawab yang saya emban sebagai koordinator program untuk Indonesia adalah mulai dari tahapan mapping atau identifikasi awal, actor analysis, situasional analysis, institutional analysis, project preparation, project implementation sampai project monitoring dan evaluasi, tambahan lain adalah mengawal isu gender mainstreaming (mulai dari perencanaan sampai implementasi dan follow-up di lembaga dan project2x tadi) dan riset (tugas favorit! tapi sering tidak ada waktu). Karena pekerjaan inilah, saya tahu urusan dapur dan intrik2x sejumlah organisasi besar dan kecil di tanah air (ehm…ini sih off the record deh… pokoknya seru2x sedap…) sambil sesekali bersentuhan dengan birokrat2x dan pejabat di di kedua negara plus realita lapangan lewat dialog2x dengan penduduk lokal yang dijumpai saat kunjungan langsung ke lokasi tadi.

Berhubung pekerjaan2x sebelumnya dengan sejumlah organisasi lokal dan internasional yang saya lakukan juga bergelut dengan program management cycle maka perjuangan mendapatkan posisi sekarang ummmm…menurut saya loh… relatif mudah meski menurut sejumlah sesama pelamar yang lain proses seleksi dan interview-nya susah…yah mungkin kebetulan saja kualifikasi saya matching dengan yang dicari. Saat itu saya hanya bersaing dengan sekitar 50 pelamar saja dan melewati beberapa proses tes serta interview di Oslo. Sementara posisi2x untuk program lain (buat yang bisa berbahasa spanyol atau perancis atau portugis) di divisi Afrika serta Latin America bisa direbutkan oleh 200-300-an pelamar lebih dengan beragam latar belakang mulai dari fresh graduate hingga S3.

Foto: Di pedalaman Sulawesi dengan para perempuan penambang tradisional…
felia3

Proses melamar kerja
Di Norwegia, peluang untuk mendapatkan pekerjaan bagi jurusan seperti engineering atau computer science relatif lebih mudah dibandingkan jurusan ilmu2x sosial. Biasanya posisi2x menarik untuk jurusan ilmu sosial menuntut pengalaman kerja sekian tahun. Pengalaman kerja di lapangan (baca: negara luar Norwegia) akan sangat dihargai. Karenanya tidak heran jika para fresh graduate jurusan sosial khususnya harus menunggu sekian lama sebelum mendapat pekerjaan yang diinginkan di Norwegia. Tidak sedikit mereka mengawali karirnya sebagai relawan, intern atau staf lepas di organisasi2x di luar Norwegia yang meski tidak dibayar atau dibayar ala kadarnya tetapi akan membuat CV mereka memiliki nilai tambah terkait dengan pengalaman kerja.

Biasanya dalam sesi interview selain calon atasan, calon pimpinan juga ada perwakilan dari semacam labor union (serikat kerja) di kantor untuk memastikan agar proses seleksi berlangsung transparan tanpa unsur KKN, diskriminasi atau unsur2x ketidakadilan lain. O ya, di sini saat mengajukan lamaran juga tidak diwajibkan (tidak boleh malah) mengajukan informasi seperti usia, jenis kelamin, agama juga foto. Ini untuk mencegah diskriminasi berdasarkan hal2x di atas tadi. Umumnya kandidat yang terpilih untuk seleksi interview adalah yang memiliki pengalaman relevan dengan job desk yang akan dikerjakan.

Foto: Pertemuan dengan warga desa di Papua…. 🙂
feli-4

Jaminan buat pekerja
Sebagai pekerja, jaminan kesejahteraan di Norwegia bisa dibilang sangat memadai. Selain jaminan kesehatan (berobat gratis termasuk operasi dan rawat inap), jaminan pensiun (dipotong tiap bulan dari gaji dan bisa diambil setelah memasuki usia pensiun), jaminan tunjangan sosial jika tidak bekerja karena sakit cukup lama atau cacat permanen hak2x pekerja juga dijamin dalam peraturan perburuhan (yang dipatuhi), juga jatah libur dan cuti yang buat saya sebetulnya terlalu banyak (silakan lihat postingan ini )

Kadang saya hanya bisa geleng2x kepala jika mendengar cerita kawan atau membaca berita tentang sulitnya memecat pekerja yang tidak produktif karena berbagai alasan (sering cuti, sakit (entah betul2x sakit atau hanya dibuat2x), melawan perintah atasan dll…dll). Jika tidak betul2x melakukan suatu tindakan yang ‘luar biasa’ seperti ditahan polisi, ketahuan menggelapkan uang perusahaan maka akan sangat sulit memecat seorang pekerja. Saat dipecat pun seorang pekerja berhak mendapat kompensasi sebesar 3 bulan gaji sebagai kompensasi tidak adanya penghasilan sepanjang waktu yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan baru.

Yang jelas, setelah memiliki status pekerja tetap (kontrak kerja permanen) maka si pekerja tidak boleh semena2x diberhentikan, di satu sisi memang bagus untuk perlindungan pekerja di sisi lain bisa merepotkan pemberi kerja jika performa pekerja yang bersangkutan tidak memuaskan.

Pengalaman di perusahaan T (hubby) misalnya, meski sudah jelas2x A memiliki kinerja buruk, tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan kolega lain dll..dll…. tapi A tidak bisa dipecat atau diturunkan posisinya tanpa alasan yang kuat. Sampai akhirnya lewat diskusi alot barulah A bersedia ‘resign’ setelah mendapat ‘kompensasi’ 9 bulan gaji dan janji bahwa perusahaan akan memberikan referensi yang baik tentang A jika ada yang bertanya…. Helllooooo……ini yang salah siapa dan yang dirugikan siapa ya???…kok jadi absurd begini…

Foto: Jadi orang hutan di tepian Amazona, Brazil
feli-5

Rekan kerja
Untuk rekan kerja di kantor saya saat ini (lebih dari 4 tahun sudah) sangat amat baik, suportif, ramah dengan kekeluargaan yang erat. Hampir setiap minggu selalu ada acara seperti yoga bersama, zumba bersama, rock-climbing (indoor), squash (mirip indoor tennis) sepeda bareng dll..dll…. Setiap jumat minggu usai gajian ada acara kumpul2x di bar, juga acara nonton opera atau konser bareng bahkan libur bersama dalam kelompok2x kecil yang idenya biasa muncul saat kumpul2x ketika makan siang.

Memang betul jika urusan privacy dan pekerjaan di Norwegia kebanyakan tidak dicampur2x. Adalah wajar jika kita tidak diundang ke pesta pernikahan kolega lain misalnya. Bukan karena tidak menghormati tetapi karena lebih menginginkan suasana privacy saja. Pernikahan kolega tadi misalnya hanya dihadiri pasangan pengantin dan dua orang saksi (di sini ortu tidak perlu hadir untuk pernikahan, hanya perlu saksi yang kebanyakan adalah sahabat terdekat mempelai)

Gosip?
Kalau yang saya amati, rekan kerja saya tidak suka bergosip…. Kalaupun membicarakan kolega lain biasanya hal2x yang positif atau yang lucu2x dan unik atau lebih bersifat netral. Tidak ada unsur saling menjatuhkan, mencari muka atau menusuk dari belakang dll…dll…. Semua serba terbuka dan apa adanya.

Kritik dan Umpan Balik (Feedback)
Untuk urusan kritik orang Norwegia sangat amat sopan…. Meski mereka juga bisa sangat amat terbuka menyampaikan ketidak sukaan atas sesuatu atau ketidakpuasan atas kinerja seseorang. Kebanyakan hal2x yang menyangkut sisi negatif satu individu akan dibicarakan empat mata dengan si individu bersangkutan.

Ada juga ajang khusus untuk curhat dengan atasan setiap tahun (bisa juga dadakan atas permintaan si pekerja atau atasan jika dibutuhkan) dalam sesi khusus bernama ‘dialog pekerja (medarbeidesamtale)’. Intinya adalah percakapan empat mata antara atasan dan pekerja yang isinya semacam refleksi dan evaluasi mengenai apa yang terjadi setahun terakhir termasuk rencana2x tahun ke depan.

Biasanya atmosfer percakapan tadi lebih ke dialog tanpa ada unsur2x menghakimi, menyalahkan atau menjelek2xan apalagi sampai menangis2x dan emosi yang mirip sinetron. Tujuan akhir yang dicapai adalah agar pekerja happy dan nyaman serta semua uneg2x tersalurkan dan difollow-up serta agar lembaga (kantor) bisa memaksimalkan potensi si pekerja alias agar kedua pihak sama2x nyaman dengan kondisi dan situasi kerja yang kondusif.

Foto: Di pedalaman Kalimantan Tengah

feli-1

Hirarki? Not really….
Yang menarik, hirarki manajemen di Norwegia umumnya egaliter. Hubungan atasan-bawahan biasanya berlangsung akrab tanpa ada sekat atau sikap ABS (asal bapak senang), apalagi jilat-menjilat dan yes-man alias patuh membabi-buta pada atasan (lihat postingan ini)

Kritik atau masukan pada atasan atau pihak manajemen bisa dilakukan tertulis atau lewat diskusi di ruang tertutup maupun ruang terbuka (jika melibatkan banyak orang). Di kantor saya ada rapat rutin mingguan per divisi dan rapat rutin per lembaga serta rapat rutin dengan dewan pengawas (board), di samping rapat2x rutin antar staf , rapat antar project, rapat antar working group berdasarkan tema tertentu serta rapat2x ad hoc lainnya.

Karena menekankan dialog serta diskusi sebelum mengambil keputusan, tidak heran rapat2x dilakukan supaya semua pihak terlibat dan tidak ada yang tidak didengar suaranya. Ini bisa jadi bumerang karena menjadi terlalu banyak rapat, untuk mengatasi hal ini kami memiliki ‘meeting-free day’ alias hari keramat dimana tidak boleh ada rapat atau undangan rapat….jika tidak penting yang dipilih yakni setiap hari jumat.

Bonus
Buat bonus disini tidak dikenal istilah THR atau gaji ke-13, hanya ada gaji yang dibayar saat libur musim panas (padahal ini uang potongan gaji tiap bulan dalam setahun… namun sebagai penganut sistem NO WORK, NO PAY maka potongan gaji perbulan ini dianggap sebagai ‘bonus’ saat si pekerja sedang liburan). Menjelang natal biasanya ada potongan pembayaran pajak. Ini dianggap ‘bonus’ menjelang natal…Yah lumayanlah…. 

Foto: Teman2x kantor yang ganteng2x dan cantik2x…  ehm… 🙂

felicia5

felicia6

KESIMPULAN:
Kerja di Norwegia itu (secara umum…)….

Positifnya:

– Sebagai pekerja kita dianggap manusia, bukan sebagai bawahan, robot apalagi objek penderita. Hak2x dan kewajiban tertulis jelas dan dijamin oleh hukum.

– Jatah libur banyak! Yuhuuu….

– Kesejahteraan dan jaminan sosial terjamin

– Saat jam kantor kita berhak untuk mencari udara segar alias jalan di luar kantor agar tidak jenuh…apalagi saat matahari bersinar cerah di musim panas 🙂 Setiap minggu ada jatah olah raga 30 menit yang dianggap waktu kerja

– Balance antara kerja dan aktivitas luar kerja…. thanks to no traffic jam ….. 🙂

– Kecuali untuk sektor tertentu seperti finance dan hukum. Penampilan luar (baju, make-up dan pernak-perniknya) bukan hal utama. Jangan heran jika baju2x pekerja kantoran saat musim panas bisa sangat casual dengan celana midi, tank top, kaos oblong dan sepatu sandal. Buat orang yang tidak suka dan tidak bisa dandan seperti saya ini adalah surga, karena saya bisa jadi diri sendiri dengan jins dan t-shirt tanpa kuatir komentar mulut2x usil melihat penampilan pekerja kantoran tidak se-kinclong pekerja kantoran di Jakarta misalnya. Di sini saat akan rapat resmi bertemu orang2x penting, pejabat atau birokrat barulah seragam jins dan t shirt tadi ditanggalkan untuk sesaat 🙂 alias rada rapih sedikitlah….

Negatifnya:

– Pajak penghasilan tinggi…. banget (untuk saat ini saya harus ikhlas saat gaji tiap bulan dipotong 36% untuk pajak). Ya sudahlah….. 🙂

– Terlalu banyak libur…. well saya nggak enak hati setiap menginformasikan akan libur ke rekan2x kerja di Indonesia….kesannya liburrrr terus…. padahal memang iya…hihi 🙂

– Terlalu banyak rapat sebelum mengambil keputusan…… Well, karena ingin memastikan bahwa proses pengambilan keputusan berlangsung transparan, inklusif dan mendengar masukan para pihak….ya kadang rada lambat juga memutuskan sesuatu….

– Pimpinan terlalu baik….. Nah….kalau pimpinan terlalu baik kadang membuat saya gemas juga….karena jika ada kolega yang tidak produktif atau menghambat kinerja yang lain misalnya paling hanya ditegur dengan sangat-amat ringan-halus-dan sopannn…. sekali….. Tegas itu kadang2x perlu juga sebetulnya…Ummmm….menurut saya loh….

TABIK

foto1
Sumber foto terakhir: dari divisi informasi kantor 🙂

50 thoughts on “Tentang Pekerjaan

  1. Novi Septiana

    Hi, ka Felicity. Apa kabar? Aku mau nanya-nanya perihal mencari pekerjaan di Norway. Dalam waktu dekat, di bulan Mei ini, saya akan melangsungkan pernikahan dengan Norwegian, dan akan menetap sebentar di Norway sembari pasangan bekerja. Background ku ada di Mastering English Education, saya punya pengalaman di organisasi non kepemerintahan, menjadi English trainer, dan pernah di Tourism development. Niatnya mau nyari kerjaan juga setelah menikah, ada saran ka ? Apakah background ku dan pengalaman ku bisa bersaing di Norway? Kayaknya pengen ngobrol2 lebih sama kak Feli.. kak, boleh in touch juga gak? Bener2 blind banget mau ngapain. Makasih ka, ditunggu banget sarannya.

    Reply
    1. Felicity Post author

      Hai Novi, kalau mau ngobrol via email aja…. ada alamat email saya tuh…. Wah bulan Mei berarti sebentar lagi yah….maaf baru balas ya…

      Reply
  2. Ni Putu Rusdiani

    Dear Felicity,
    Bagaimana cara mencari pekerjaan di Norway ya? Saya cuma bisa bahasa inggris dan BAHASA INDONESIA yg sy yakin ga bakal kepake disana. Saya tamatan sarjana pendidikan tp tdk pernah mengajar, pengalaman terakhir (msh sampai sekarang sih..!!) di bidang photography.
    Saya sih enggak keberatan utk bekerja di restaurant untuk permulaan, sekalian belajar basic Norwegian.
    Pertanyaanya gmn mencari kerja dsn secara online? Jadi pas mengurus visa dan working permit nya saya sdh dpt rekomendasi. Kalau ada informasi mengenai situs2 lowongan kerja itu akan sangat membantu. Terima kasih 🙂

    Reply
    1. Felicity Post author

      Kalau ngga ada pengalaman yang relevan rada sulit cari kerjanya. Buat kerja di restoran pun saingannya lumayan dari anak2x muda di eropa yang mengadu nasib di sini (kalau di restoran dan hotel anak2x muda swedia itu favorit employer karena bahasa yang mirip dan mereka lebih service minded). Buat kerjaan non spesialis (skilled job) memang sulit cari kerja secara online-nya, kalaupun ada mereka cari yang bisa bahasa norsk….

      Reply
  3. arinidm

    Hai Mbak, baru nyadar ini postingan udah agak lama tp kok saya belum komen yaa, hehe. Aduh Mbak stlh baca ini jd mikir jg walo potongan pajaknya besar tp kalo lebih banyak positifnya kerja di sana saya rela juga kok dipotong gajinya buat pajak 😆 Nemuin lingkungan kerja yg kondusif itu sbnrnya yg sulit kan ya Mbak, kadang gaji besar juga belum tentu juga bikin betah sama pekerjaannya. Btw, klo di sana kan teknik ma komputer lbh byk lowongannya ya Mbak, berhubung saya nya orang kesehatan jd mo ikut nanya jg gmana dgn lowongan tenaga kesehatan di sana Mbak? Di luar dokter Mbak, klo dokter jelas susah kan hehe. Misalnya di bidang public health (pernah baca mertua Mbak karirnya di sini kan kalo nggak salah)? Manatahu pernah sharing sama mertua Mbak, hehe.

    Reply
    1. Felicity Post author

      Di sini tenaga kesehatan masih banyak peluangnya….. Dari Asia banyak suster2x dari Filipina, mungkin karena bahasa inggris mereka ya…. Kalau teknik banyaknya di teknik perminyakan sama sipil, etapi komputer juga sih….Yang penting pengalaman kerja terdahulu….

      Reply
    1. Felicity Post author

      Kalau persaingan antar karyawan pasti adalah, namanya kan manusia. Bedanya di sini semua pakai kalkulasi dan nggak main sirik2xan apalagi bawa2x emosi segala dan sampai gontok2xan. Malu banget kalau sampai lepas kendali di kantor (menunjukkan emosi berlebihan). Karena hak dan kewajiban masing2x sudah jelas. Kalau ada promosi jabatan itu betul2x fair, terbuka siapa saja orang dalam yang mau apply ya kirim aplikasi selanjutnya ada proses seleksi yang transparan.

      Reply

Leave a comment