Pasar Kaget di Rio de Janeiro

Setelah beberapa kali mengunjungi Brazil untuk urusan pekerjaan atau berlibur, saya belum sempat menulis banyak tentang hal2x menarik serta unik yang ditemui (selain postingan ini dan ini) Demi menyambut Piala Dunia 2014–ehm, meski saya sebetulnya tidak terlalu suka sepakbola, selain melihat pemain2x Italia yang unyu2x itu– 😀 , postingan2x berikutnya di blog akan banyak mengulas tentang ‘Terra do Brasil’ (the land of Brazil) dengan beragam warna dan dinamikanya. Olé Brasil!

felig

Kalau kebetulan sedang berada di Rio de Janeiro saat akhir pekan, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati pasar kaget yang tersebar di sejumlah lokasi. Salah satu favorit saya adalah Feira Hippie de Ipanema (Ipanema Hippie Fair) yang ada setiap hari Minggu antara jam 9 pagi sampai jam 5 sore di Praça General Osório (Ipanema). Di kawasan taman kota yang lumayan luas dan khusus menjadi tempat bazaar di hari2x tertentu.

Ini adalah salah satu pasar yang paling tepat untuk didatangi jika ingin sekedar cuci-mata atau membeli barang seperti: kerajinan tangan, lukisan, batu semi-berharga khas Brasil, tas, baju dan sendal jepit, hammock, perhiasan (gelang, kalung, cincin dari beragam bahan), hiasan rumah, bikini, juga beragam pernak-pernik unik lain buat hadiah atau suvenir.

Dari lukisan2x yang dijual nampak perbedaan antara selera pelukis Indonesia dan pelukis Brazil. Kalau di Indonesia motif SAWAH, POHON KELAPA, PETANI  dengan CANGKUL  dan TOPI TUDUNG  (oh ya, background bukit dan matahari terbenam juga termasuk  🙂 ) menjadi motif klasik,  sementara di Rio de Janeiro motif DERETAN RUMAH di FAVELA (perkampungan miskin) di perbukitan dan PEREMPUAN BAHIA berkulit hitam (plus dada montok dan maaf, pantat yang sexy) dengan PAKAIAN TRADISIONAL  yang unik (baianas) adalah motif yang populer.

Foto: Beragam lukisan dari segala aliran.

felib

felia

Ada sekitar 700-an lebih penjual beragam barang di tempat ini yang menyajikan segala bentuk seni dan handicraft dengan ribuan pengunjung baik lokal maupun turis asing. Konon, pasar kaget ini mulai diadakan pertama kali pada tahun 1968 oleh serombongan KAUM HIPPIES (surprise!…not :D) selanjutnya pasar ini berkembang menjadi ajang untuk menjual hasil karya seniman2x jalanan Rio de Janeiro.

Foto: Aneka alas makan dengan motif dari kacang2xan yang diatur rapi dan dituang plastik cair. Unik!
feli5

Foto: Dekorasi dari alumunium (atau perak ?) Cantik sih…tapi sayang… kurang praktis kalau dibawa sebagai suvenir
felii

Kualitas karya seni yang dijual di lapangan General Ósorio sangat beragam, mulai dari kelas terlihat seperti pemula hingga kelas seniman internasional. Jika memang ingin membeli karya seni yang memang profesional, salah satu pilihan adalah memasuki galeri2x yang tersebar di kawasan SANTA TERESA, bagian dari Rio de Janeiro yang dulunya merupakan pemukiman kalangan menengah ke atas namun sejak awal abad ke-20 berubah wajah menjadi perkampungan seniman.

Di sejumlah sudut kawasan yang dikenal dengan jalan2x yang berliku dan sempit ini masih terlihat sejumlah rumah2x besar (mansion atau villa) yang biasanya berukuran luas dan berpagar tinggi dan terlihat kosong. Dari hasil ngobrol2x antara hubby dan satpam (dalam bahasa Portugis) di salah satu mansion yang kami lewati saat berjalan kaki ternyata rumah besar lengkap dengan kolam renang dan parkiran helikopter itu khusus disewakan untuk syuting telenovela sementara sang empunya properti tinggal di kawasan lain. Pantas saja sepi.

Foto: Salah satu sudut hijau yang teduh di kawasan Santa Teresa
felih

Awalnya pemukiman ini dibangun disekitar bangunan biara ‘the Santa Teresa Convent’ yang didirikan pada tahun 1750-an di bukit Desterro. Pada tahun 1896, the Carioca Aqueduct, struktur warisan jaman kolonial yang dipakai untuk menyalurkan air ke pusat kota Rio diubah menjadi viaduct untuk the Santa Teresa Tramway alias jalur tram Santa Teresa. Jalur yang dilewati tram, satu2xnya yang masih tersisa di Rio kini menjadi atraksi populer untuk turis.

Untuk naik tram ini pengunjung harus antri membeli karcis di titik keberangkatan di pusat kota dekat lapangan ‘the Largo da Carioca’. Jangan kaget melihat tram ini penuh sesak jika datang agak siang di akhir pekan. Sepanjang perjalanan kita akan melewati puing2x sisa ‘the old aqueduct’ di pusat kota lalu lanjut melalui jalur berliku menaiki bukit dengan pemandangan cantik, bangunan2x tua, jalan2x sempit, emperan pedagang kaki lima (ada juga ternyata loh…. :D) juga rumah2x penduduk biasa.

Kesan saya tentang kawasan Santa Teresa saat berkeliling adalah kawasan yang dinamis dipenuhi dengan manusia beraneka warna, berisik dengan beragam jenis suara (ditambah suara tram yang berderit2x saat berbelok), sumpek karena jalan2x yang sempit dan parkir mobil yang suka asal ditambah emperan pedagang kaki lima, pemusik jalanan dll…  tapi tetap cantik dan memikat saat melewati bangunan2x tua dan deretan perbukitan di sela2xnya. Sekilas mengingatkan dengan suasana terminal bus atau pasar2x tradisional di Jakarta sebelum dirapikan 🙂

Foto: Pengamen jalanan yang profesional. Grup band cilik ini juga menjual sejumlah CD yang merupakan produksi sendiri.
feli8

Foto: Pantomin di jalan. Kadang pejalan kaki dan pengendara mobil berhenti (atau dihentikan dengan paksaan halus) oleh aksi ini. Agak absurd apakah pertunjukan tersebut memang merupakan bentuk ekspresi seni yang menghibur atau justeru menganggu….Tapi, secara umum si artis terlihat profesional.
feli18

Foto: Kabel listrik amburadul. Parah…. 🙂 Kasus pencurian listrik di Rio de Janeiro, khususnya di kawasan miskin ternyata cukup tinggi. Kalau dilihat dengan seksama tidak sulit melihat kabel listrik legal atau ilegal sebenarnya…iya nggak sih?

feli15

Untuk transportasi publik di Rio de Janeiro (juga Brasil) secara umum menurut saya jauh lebih rapi dari sistem di Indonesia. Namun, di beberapa bagian seperti kawasan turis Santa Teresa suasana terkesan berantakan dengan penumpang bergelantungan serta naik-turun seenaknya saat tram berhenti karena macet atau melambat (terutama jika kenal dengan kondektur 🙂 apalagi jika sedang ada festival atau musik di hari2x tertentu.

Foto: Salah satu angkutan di Santa Teresa yang banyak dipakai turis, saya mendapat kesan bahwa cowok2x di pemukiman ini juga suka bergelantungan di kendaraan umum dan ada BAKAT PREMAN 🙂
feli22

Foto: Parkir sembarangan
feli19

Pilihan lain untuk berbelanja, khususnya barang bekas atau benda2x tua adalah ‘Feira do Rio Antigo’ (atau ‘Old Rio Market’) . Di sini kita bisa menemukan karya seni, pakaian, barang2x antik dan pernak-pernik lainnya. Pasar kaget tersebut hanya ada setiap hari Sabtu pertama setiap bulan dari jam 10 pagi sampai jam 7 malam di kawasan Rua do Lavradio, Lapa. Yang penting untuk diingat: harus ekstra waspada saat berbelanja karena dikenal sebagai daerah rawan copet.

Foto: Aneka barang antik.
feli10

Pasar malam di kawasan Copacabana berlangsung setiap hari (Senin-Sabtu) di Avenida Atlântica (antara Rua Bolivar dan Rua Sá Ferreira, dekat ke Posto 6 di kawasan pantai). Lapak2x pedagang mulai dibuka sejak jam 6 sore dan tutup menjelang tengah malam. Ini adalah lokasi ideal untuk turis jika mau membeli oleh2x berupa kaos2x sepakbola, bikini, sendal jepit, celana capoeira dan printilan barang2x unyu2x lainnya. Namun, kesan saya tentang pasar malam Copacabana ini biasa2x saja karena cenderung terlihat sebagai ‘tourists trap’ dan tipikal seperti pasar2x inpres di Indonesia (minus pedagang ikan dan sayur mayur).

Jenis pasar kaget lain yang bisa dijumpai adalah ‘Farmers Market’ yang ada di hari2x tertentu di sejumlah lokasi di Rio de Janeiro. Tempat terbaik untuk membeli atau sekedar cuci mata sayur2x dan buah khas Brasil dengan harga murah dan kualitas baik. Buka sejak pagi hingga tengah hari. Saat terbaik mengunjungi pasar sayur dan buah adalah jam2x awal saat baru dibuka karena masih segar dan mengingatkan dengan suasana pasar tradisional di Indonesia.

Foto: Bunga2x tropis yang cantik…. mirip dengan di Indonesia loh…
feli1

Yang perlu diingat saat mengunjungi pasar kaget di Rio:

Waktu berkunjung (jangan datang terlalu telat karena tidak akan puas berkeliling jika waktu mepet)

– Jangan membawa barang berharga (sebisa mungkin jangan terlihat seperti turis…untuk penampakan orang Indonesia kita kadang dianggap sebagai mulato (campuran kulit putih dan kulit hitam). Tapi, kalau masih tetap dianggap turis ya berarti sudah nasib … 🙂

– Menguasai sepatah-dua patah bahasa Portugis akan sangat membantu, minimal untuk menanyakan arah, menanyakan harga dan mengucapkan terima kasih karena tidak banyak warga local yang bisa berbahasa Inggris termasuk kota besar di Rio de Janeiro.

– Mengecek suhu agar tidak salah kostum (suhu saat summer di Brazil bisa mencapai 40 C sementara saat winter rata2x adalah 25 C)

– Sebaiknya menyiapkan mata uang lokal sebelum berbelanja karena penukaran uang meski ada namun sering sulit dicari. Menarik uang dari atm (jika memungkinkan) sangat dianjurkan

– Di sudut2x jalan khususnya kawasan turis akan terlihat tentara bersenjata api termasuk di dalam bank2x…jadi…jangan kaget atau panik.

– Aksi scammer atau penipuan yang menyasar turis (khususnya perempuan) lumayan sering terjadi….jika ada pemuda yang berpura2x ramah, mengajak ke sini atau ke situ atau menawarkan jasa guide secara gelap sebaiknya diabaikan saja. Meski secara umum penduduk lokal dikenal ramah dan terbuka terhadap pendatang kita tetap harus memakai common sense (penilaian pribadi) apakah keramahan itu wajar atau dibuat2x.

Meski tidak membeli sesuatu, dengan melihat2x berkeliling pasar kaget, memperhatikan jenis barang yang dijual, mengamati interaksi pedagang dengan pembeli buat saya sudah cukup menghibur….syukur2x menemukan barang unik dengan harga ramah di kantong…. Ini menjadi pilihan atraksi wisata murah-meriah yang sayang jika dilewatkan… 🙂

Tabik.

28 thoughts on “Pasar Kaget di Rio de Janeiro

  1. arinidm

    Huaaa ngiler banget liat alas dari kacang itu Mbak, kreatif banget yaaa. Btw Mbak ini saya baru nyadar kok bisa saya banyak ngelewatin postingan2 lama yaaa *tepokjidat*

    Reply
  2. Irfan

    Aduh.. Ka, ngiri banget. Pengen ke brazil liat arsitektur bangunannya yg unik menurut saya, mskipun di kawasan pinggiran. Kalau mata aga sipit gt susah brrti ya Ka kalau ke pasar kaget? Psti dianggap turis terus.hehe..

    Reply
    1. Felicity Post author

      Kalo mata agak sipit bisa dianggap orang Brazil keturunan Jepang 🙂 tapi kalau diajak ngomong portuguesse bingung juga 😀

      Reply
  3. mebigina

    Lukisannya cantiiiiikkkkk :D. Kemarin baca sepintas karena dalam bus, sekarang bacanya serius…qiqiqi. Sepertinya kemana pergi, selalu ada copet di pasar kaget negara mana pun ya *tsaaahhh gayanya yg pernah pergi kemana2…qiqiqi*. Tapi salut ama pengamen ciliknya, udah punya miniCD, kerennnnn… Berarti emang niat dan profesional ya, ga cuman nyanyi2 plus genjrang-genjreng ga jelas 😀

    Reply
    1. Felicity Post author

      Iya lukisannya cantik2x dan unik… jalan2x di pasar seni kagetan begini pas banget buat cuci mata….

      CD produksi pengamen ciliknya itu juga terkesan profesional loh… nggak nyangka deh. Kayaknya mereka memang biasa dari kecil nyanyi2x…. 🙂

      Reply
  4. Ainur Rofiq

    Pengen merasakan naik trem muter-muter kotanya. Menyenangkan kayaknya.
    Oh iya….bagaimana dengan wisata kulinernya apakah tidak dibahas? Makanan apa yg istimewa di Rio? Biar pembaca juga tahu selain tempat wisata juga kulinernya. Kayaknya mbak Feli tidak suka makan ya? :d

    Reply
    1. Felicity Post author

      Hai…. Kalau naik tram itu adanya di daerah Santa Teresa (bagian dari Rio) kalau di kotanya kebanyakan bus biasa…tapi busnya bersih, rapi dan nggak sumpek kayak di Jakarta.

      Sipp….makasih buat masukannya ya….postingan selanjutnya nanti tentang wisata kuliner…

      Saya sering memfoto makanan2x unik tapi sering lupa kalau ini bisa jadi bahan tulisan menarik buat dishare 🙂 makasih sekali lagi ya… 🙂

      Reply
      1. Ainur Rofiq

        Ya…what ever lah di mana pun itu mbak, pokoknya pengen naik trem kayaknya menyenangkan sekali ya.

        Sip…mbak, itu gunanya reader setia ngasih masukan biar reader senang. tapi saya sendiri malas nulis, pulang kerja langsung tidur. kapan nulis blog nya? 😀

        Reply
        1. Felicity Post author

          Sayang banget, blog dirimu belum diapdet2x ya…kadang2x saya main loh mau cek postingan terbaru dan masih menunggu2x 🙂 …. pas wiken nggak bisa nulisnya? atau pas libur barangkali? 🙂

          Reply
          1. Ainur Rofiq

            Terima kasih mbak sudah berkunjung balik. Tapi ternyata kecewa karena tidak mendapatkan yang istimewa. Saya mohon maaf…untuk urusan menulis pikiran serasa buntu, atau gara-gara tidak pernah di latih itu ya. Saya pulang kerja langsung nonton film soalnya banyak film di laptop yang belum saya tonton. Hahahaha….

            Iya lain kali saya mencoba melatih menulis kembali supaya terlatih, dan otak ini biar beguna. Terima kasih mbak feli.

          2. Felicity Post author

            Hehe….saya juga pernah kok hiatus dan nggak nulis blog berbulan2x malah…. kasihan juga blog ditelantarkan…. Menulis bisa jadi terapi loh buat mencurahkan uneg2x keseharian…. Inspirasi bisa dari mana saja, dari hal2x menarik yang kita alami, kita lihat, kita rasakan dll…. Kalau menulis kan otak dipaksa aktif berpikir…kalau menonton otak jadi lebih pasif… makanya di sini kita nggak punya TV…. 🙂

    1. Felicity Post author

      Pas piala dunia malahan males ke sana, soalnya bakalan riweuh banget, belum lagi bakalan banyak demo2x… mending ke sananya pas rada sepian biar bisa lebih menikmati, tapi masih penasaran pengen lihat karnavalnya sih (mardi grass) moga2x bisa nanti amin….

      Waduh….dikasih award ya…. makasih ya…. Saya jawabnya musti mikir dulu kayaknya 🙂

      Reply

Leave a comment